Setiap jamaah yang berangkat umroh atau haji khusus Call/Wa. 08111-34-1212 pasti menginginkan perjalanan ibadah haji plus atau umrohnya bisa terlaksana dengan lancar, nyaman dan aman sehingga menjadi mabrur. Demi mewujudkan kami sangat memahami keinginan para jamaah sehingga merancang program haji onh plus dan umroh dengan tepat. Jika anda ingin melaksanakan Umrah dan Haji dengan tidak dihantui rasa was-was dan serta ketidakpastian, maka Alhijaz Indowisata Travel adalah solusi sebagai biro perjalanan anda yang terbaik dan terpercaya.?agenda umroh 12 hari
Biro Perjalanan Haji dan Umrah yang memfokuskan diri sebagai biro perjalanan yang bisa menjadi sahabat perjalanan ibadah Anda, yang sudah sangat berpengalaman dan dipercaya sejak tahun 2010, mengantarkan tamu Allah minimal 5 kali dalam sebulan ke tanah suci tanpa ada permasalahan. Paket yang tersedia sangat beragam mulai paket umroh 9 hari, 12 hari, umroh wisata muslim turki, dubai, aqso. Biaya umroh murah yang sudah menggunakan rupiah sehingga jamaah tidak perlu repot dengan nilai tukar kurs asing. umroh plus turki di Jakarta Timur
saco-indonesia.com, Kecelakaan telah terjadi di Jalur Pantura Barat, Jalan Raya Desa Kluwut, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Sepasang suami istri tewas mengenaskan usai terlindas sebuah truk tronton.
Korban yang bernama Suwarto yang berusia (40) tahun yang bekerja sebagai satpam kantor Pajak Kota Tegal dan istrinya yang juga merupakan warga Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal.
"Diduga korban mengantuk dan kedua anak korban telah dilarikan ke Puskesmas terdekat untuk dapat dirawat intensif," ujar Kepala Satuan Pos Lantas Tanjung, Aipda Adiat, Minggu (2/2) kemarin.
Adiat juga menjelaskan, korban telah mengendarai sepeda motor jenis Yamaha Cripton warna hitam melaju dengan kecepatan sedang menuju arah barat. Namun, korban menabrak trotoar di pinggir Jalan Raya Kluwut dan bersama kedua anaknya terpental ke tengah jalan. Dalam waktu yang bersamaan muncul sebuah truk tronton dari arah timur hingga menggilas pasangan suami istri tersebut.
"Kami juga masih harus mengumpulkan keterangan terkait kecelakaan yang telah menewaskan pasutri ini," kata Adiat.
Adiat juga menambahkan, kini kedua korban tewas masih berada di Rumah Sakit Bhakti Asih Kabupaten Brebes. Saat ini, pihaknya juga akan mengamankan sopir truk tronton untuk dapat dimintai keterangan.
"Kami belum bisa menetapkan sang sopir sebagai tersangka, karena masih butuh pengembangan dan pendalaman bukti-bukti untuk dapat dilakukan penyelidikan. Selanjutnya truk tronton telah diamankan di Pos Lantas Tanjung," pungkasnya.
Editor : Dian Sukmawati
SATPAM KANTOR PAJAK TEGAL TEWAS TERLINDAS TRONTON
WASHINGTON — During a training course on defending against knife attacks, a young Salt Lake City police officer asked a question: “How close can somebody get to me before I’m justified in using deadly force?”
Dennis Tueller, the instructor in that class more than three decades ago, decided to find out. In the fall of 1982, he performed a rudimentary series of tests and concluded that an armed attacker who bolted toward an officer could clear 21 feet in the time it took most officers to draw, aim and fire their weapon.
The next spring, Mr. Tueller published his findings in SWAT magazine and transformed police training in the United States. The “21-foot rule” became dogma. It has been taught in police academies around the country, accepted by courts and cited by officers to justify countless shootings, including recent episodes involving a homeless woodcarver in Seattle and a schizophrenic woman in San Francisco.
Now, amid the largest national debate over policing since the 1991 beating of Rodney King in Los Angeles, a small but vocal set of law enforcement officials are calling for a rethinking of the 21-foot rule and other axioms that have emphasized how to use force, not how to avoid it. Several big-city police departments are already re-examining when officers should chase people or draw their guns and when they should back away, wait or try to defuse the situation
Police Rethink Long Tradition on Using Force