Setiap jamaah yang berangkat umroh atau haji khusus Call/Wa. 08111-34-1212 pasti menginginkan perjalanan ibadah haji plus atau umrohnya bisa terlaksana dengan lancar, nyaman dan aman sehingga menjadi mabrur. Demi mewujudkan kami sangat memahami keinginan para jamaah sehingga merancang program haji onh plus dan umroh dengan tepat. Jika anda ingin melaksanakan Umrah dan Haji dengan tidak dihantui rasa was-was dan serta ketidakpastian, maka Alhijaz Indowisata Travel adalah solusi sebagai biro perjalanan anda yang terbaik dan terpercaya.?agenda umroh 12 hari
Biro Perjalanan Haji dan Umrah yang memfokuskan diri sebagai biro perjalanan yang bisa menjadi sahabat perjalanan ibadah Anda, yang sudah sangat berpengalaman dan dipercaya sejak tahun 2010, mengantarkan tamu Allah minimal 5 kali dalam sebulan ke tanah suci tanpa ada permasalahan. Paket yang tersedia sangat beragam mulai paket umroh 9 hari, 12 hari, umroh wisata muslim turki, dubai, aqso. Biaya umroh murah yang sudah menggunakan rupiah sehingga jamaah tidak perlu repot dengan nilai tukar kurs asing. travel umroh haji di Jatiasih
saco-indonesia.com, Mabes Polri akan menggelar Rapat Koordinasi Operasi Lilin 2013 dengan beberapa lembaga untuk bisa mengamankan perayaan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Dalam Rakor ini, Mabes Polri akan mengumpulkan seluruh kementerian, BMKG, Bulog, TNI dan Basarnas.
Kapolri Jenderal Sutarman juga mengatakan, ia telah menyiapkan 96.000 personel untuk dapat mengamankan Natal dan Tahun Baru 2014 di seluruh Indonesia. Keamanan akan dikerahkan di tempat-tempat yang telah menjadi pusat kegiatan masyarakat.
"Titiknya itu semua pelabuhan, seluruh aktivitas masyarakat, semua gereja kita jaga, tempat pariwisata, mal, dan tempat-tempat lain yang akan menjadi tujuan masyarakat kita jaga semuanya," kata Sutarman di Mabes Polri, Rabu (18/12).
Selain itu, penjagaan juga dilakukan di rumah-rumah kosong yang ditinggalkan oleh warga karena mudik Natal dan Tahun Baru. "Misalnya ada warga yang mudik, rumah yang kosong itu akan kita amankan. Saya harap masyarakat bisa tenang, karena petugas kita sudah dipersiapkan," tambahnya.
Sedangkan koordinasi dengan lembaga lain telah ditujukan untuk dapat mempersiapkan segala kondisi. Seperti koordinasi dengan Bulog bertujuan untuk dapat menjaga kestabilan dan ketersediaannya kebutuhan pangan.
"Demikian juga dengan cuaca, mungkin kita bisa memonitor kalau terjadi kemungkinan bencana alam. Agar jauh sebelumnya kita bisa mempersiapkan personel kita," katanya.
Editor : Dian Sukmawati
POLISI TURUNKAN 96000 RIBU PERSONEL UNTUK AMANKAN NATAL DAN TAHUN BARU
WASHINGTON — During a training course on defending against knife attacks, a young Salt Lake City police officer asked a question: “How close can somebody get to me before I’m justified in using deadly force?”
Dennis Tueller, the instructor in that class more than three decades ago, decided to find out. In the fall of 1982, he performed a rudimentary series of tests and concluded that an armed attacker who bolted toward an officer could clear 21 feet in the time it took most officers to draw, aim and fire their weapon.
The next spring, Mr. Tueller published his findings in SWAT magazine and transformed police training in the United States. The “21-foot rule” became dogma. It has been taught in police academies around the country, accepted by courts and cited by officers to justify countless shootings, including recent episodes involving a homeless woodcarver in Seattle and a schizophrenic woman in San Francisco.
Now, amid the largest national debate over policing since the 1991 beating of Rodney King in Los Angeles, a small but vocal set of law enforcement officials are calling for a rethinking of the 21-foot rule and other axioms that have emphasized how to use force, not how to avoid it. Several big-city police departments are already re-examining when officers should chase people or draw their guns and when they should back away, wait or try to defuse the situation
Police Rethink Long Tradition on Using Force