saco-indonesia.com,
indikator Asam Basa
Telah disebutkan bahwa asam telah mempunyai rasa asam, sedangkan basa telah mempunyai rasa pahit. Namun begitu, tidak dianjurkan untuk dapat mengenali asam dan basa dengan, cara mencicipinya, sebab banyak diantaranya yang dapat merusak kulit (korosif) atau bahkan bersifat racun. Asam dan basa juga dapat dikenali dengan menggunakan zat indikator, yaitu zat yang telah meniberi warna berbeda dahlia) lingkungan asam dan lingkungan basa (zat yang warnanya dapat berubah saat berinteraksi atau bereaksi dengan senyawa asam maupun senyawa basa).
Dalam laboratorium kimia, indikator asam-basa yang biasa di gunakan adalah indikator buatan dan indikator alami, Berikut ini penjelasan tentang indikator asam-basa buatan dan indikator asam-basa alami.
Derajat keasaman (pH)
Indikator Tingkat Keasaman Suatu zat asam yang di masukkan ke dalam air akan dapat mengakibatkan bertambahnya ion hidrogen (H+) dalam air dan berkurangnya ion hidroksida (OH- ). Sedangkan pada basa, akan dapat terjadi sebaliknya. Zat basa yang dimasukkan ke dalam air akan dapat mengakibatkan bertambahnya ion hidroksida (OH- ) dan berkurangnya ion hidrogen (H+).
Jumlah ion H+ dan OH- di dalam air dapat di gunakan untuk dapat menentukan derajat keasaman atau kebasaan suatu zat. Semakin asam suatu zat, semakin banyak ion H+ dan semakin sedikit jumlah ion OH- di dalam air. Sebaliknya semakin basa suatu zat, semakin sedikit jumlah ion H+ dan semakin banyak ion OH- di dalam air.
Proses netralisasi
Apabila suatu larutan asam dengan larutan basa akan dicampurkan dalam suatu bejana, maka ion H+ (dari asam) akan bereaksi dengan ion OH- (dari 311 basa) membentuk air. Reaksi antara ion H+ dengan OH- tersebut juga dapat di tuliskan sebagai berikut. H+ + OH- air
ini karena selain air, basil reaksi antara asam dan basa adalah suatu zat yang bersifat netral, yaitu zat yang tidak bersifat asam maupun basa. Zat netral yang di maksudkan di sini adalah garam. Mengingat reaksi netralisasi juga dapat menghasilkan garam, maka reaksi ini juga di kenal dengan istilah reaksi penggaraman. Secara sederhana, reaksi netralisasi atau reaksi penggaraman juga dapat di tuliskan sebagai berikut.
Contoh sederhana dari reaksi penggaraman adalah reaksi antara asam klorida (HC1) dengan natrium hidroksida (NaOH), yang akan dapat membentuk natrium klorida NaCl (garam dapur) dan air. Pada dasarnya, reaksi penggaraman (netralisasi) juga sangat berguna bagi kehidupan manusia.
Reaksi netralisasi tidak hanya terbatas pada pembentukkan garam dan air. Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai prinsip atau reaksi netralisasi, termasuk dalam bidang kesehatan dan pertanian. Perhatikan contoh berikut ini : gas-gas sisa, baik yang berasal dari kendaraan bermotor atau pabrik, mengandung gas belerang dioksida dan nitrogen oksida.
Gas-gas ini akan dilepas ke udara sehingga menimbulkan polusi. Gas-gas tersebut juga akan larut dalam titik-titik air di awan sehingga membentuk larutan asam sulfat dan asam nitrat. Ketika terjadi hujan, larutan-larutan ini akan bercampur dan turun bersama hujan. Inilah yang dinamakan dengan hujan asam.
Hujan asam sangat merugikan manusia dan lingkungan. Berikut adalah dampak yang ditimbulkan oleh hujan asam:
Hujan asam dapat menyebabkan matinya tumbuhan dan ikan. Asam yang telah terdapat dalam air hujan juga dapat bereaksi dengan mineral dalam tanah. Tumbuhan akan menjadi kekurangan mineral sehingga mati atau tidak tumbuh dengan baik. Hujan asam juga dapat melarutkan aluminium dari mineral dalam tanah dan bebatuan, kemudian menghanyutkannya ke sungai sehingga dapat meracuni ikan dan mahluk air lainnya.
Hujan asam yang bereaksi dengan logam juga dapat merusak jembatan, mobil, kapal laut, dan rangka bangunan. Hujan asam juga dapat merusak bangunan (gedung/ rumah) yang terbuat dari batu kapur.
Editor : Dian Sukmawati
INDIKATOR ASAM BASA