Pada awal
kehidaupan manusia, sampah belum menjadi masalah, tetapi dangan bertambahnya penduduk di mana
ruang tetap, semakin hari maslahnya semakin besar. Hal ini jelas bila kita melihat moderenissasi
kehidupan, perkembangan teknologi, sehingga meningkatkan aktivitas manusia. Sehubungan dengaan
kegiatan manusia, maka permasalahan sampah akan berkaitan baik dari segi social ekonomi maupun
budaya.
Kesehatan seorang maupun masyarakat merupakan masalah social yang selalu berkaitan antara
komponen-komponen yang ada dalam masyarakat. Sampah bila dapat diamankan tidak menjadi potensi
yang berpengaruh terhadap lingkungan. Namun demikian sebagaimana telah diutarakan di atas, bahwa
sampah yang dikelola tidak berada pada tempat yang menjamin keamanan lingkungan, sehingga
mempunyai dampak terhadap kesehatan lingkungan. Sampah yang tidak dikelola dengan baik ini akan
menjadi bermacam-macam fungsinya, Antara lain :
1. Sebagai sarana penularana penyakit. Hal ini
timbbul karena sampah basah (garbage) dapat menjadi tempat bersarangnya dan
berkembangbiaknya dari bermacam-macam Vektor penularan penyakit. Vektor yang dimaksud adalah:
lalat, Kecoak, nyamuk, dan tikus.
· Kebiasaan lalat: Lalat
biasa hidup di tempat-tempat yang kotor dan tertarik akan bau yang busuk. Benda-benda yang ber
bau busuk juga merupakan makanan lalat. Sampah, terutama sampah basah, cepat berbau busuk,
sehingga merupakan tempat berkembangbiak dan tempat makanan lalat.
· Kebiasaan kecoak:
Kecoak senang tinggal di tempat-tempat yang lembab, berbau, dan keadaan gelap. Tumpukan sampah
yang lembab, berbau, dan terdapat banyak celah-celah yang gelap merupakan tempat berkembang
biaknya kecoak. Lalat dan kecoak merupakan vector penularan penyakit saluran pencernaan
(perut) seperti: diseentri, basiller, disentri amoeba, cholera, typhus abdominalis, diare karena
bakteri, dsb.
· Kebiasaan nyamuk:
Nyamuk khususnya nyamuk aedes dan culex suka bersarang pada genangan air. Sampah dari barang-
barang seperti kaleng, kantong plastic, pecahan gelas/botol menjadi tempat genagan air jika hujan
turun, tempat ini sangat disenangi nyamuk aedes sebagai tempat ber kembangnya. Nyamuk merupakan
vector penularan penyakit demam berdarah, kaki gajah, dan malaria.
· Kebiasaan tikus: Tikus
umumnya suka bersarang pada tempat yang banyak makanan, tempat-tempat yag lembab, dan celah-celaj
yang gelap sebagai tempat persembunyiannya. Sampah basah masih banyak mengandung sisa makanan,
agak lembab, dan terdapat celah-celah untuk bersembunyi edari ancama musuh tikus. Oleh karenanya
tikus suka bersarang di tempat pembuangan sampah. Tikus merupakan vector penularan pes.
2. Di samping penularan
penyakit infeksi saluran pencernaan, di dalam tumpukan sampah basah kadang-kadang mengandung
telur cacing. Apabila sampah basah ini diberikan untuk pakan ternak seperti babi tanpa dimasak
terlebih dahulu, maka babi tersebut dapat terjangkit penyakit cacingan
misalnya Trichinosis, penyababnya adalah cacing Trichinella
spiralis. Jika daging babi tersebut tidak sempurna memasaknya kemudian dikonsumsi oleh
manusia, maka manusia pun dapat terjangkit penyakit cacing Trichinella.
3. Dari sampah juga juga
dapat menjadi penyabab penyakit lain seperti penyakit kulit dan jamur.
4. Kemudian selain itu, dampak dari
pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat keamanan lingkungan dan kesehatan, misalnya membuang
sampah secara sembarangan akan mengakibatkan pencemaran lingkungan meliputi pencemaran tanah,
air, dan udara. Sampah-sampah yang dibuang sebagian besar merupakan sampah organic. Bahan-bahan
organic ini mengalami pembusukan secara biologis oleh jasad-jasad renik/mikroba yang bersifat
aerobic. Selain itu juga terjadi proses pembusukan sampah organic berlangsung secara anaerobic
yang berlangsung lama dan akhirnya akan dapat menghasilkan humus yang sangat berguna untuk
penyuburran tanah dan perbaikan kondisi tanah. Namun dampak negatifnya lebih banyak, di
mana:
· Sampah-sampah plastic,
pecahan kaca, karet, dan bahan-bahan yang sukar membusuk akan mencemari tanah sehingga dalam
waktu lama tidak dapat ditanami lagi (lahan kritis).
· Hasil proses pembusukan
sampah oleh jasad renik menghasilkan gas-gas seperti: CO2, H2S, CH4, dan NH3, maka udara tercemar
oleh gas-gas tersebut dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Disamping itu, jika ada sampah yang
terbakar maka asap-asap yang mengepul ke udara mencemari udara kaena adanya gas CO2 danCO.
· Air rembesan hasil dari
proses pembusukan saampah akan mengalami perporasi yang mengandung bahan terlarut yang dapat
berbahaya untuk kesehatan, dapat mencemari air tanah, serta badab-badan air yang berada dekat
dengan tempat pembuangan akhir sampah apabila tidak dilakukan pengawasan yang baik.
5. Hasil pembusukan sampah dapt juga
menggangu keseimbangan ekosistem,
terjadinya &nb
sp; penyuburan pada
badan-badan air karena menerima nutrien-nutrien hasil pembusukan sampah memungkinkan terjadinya
ledakan populasi tumbuhan air seperti eceng gondok dan akan mengganggu biota lain.
source : http://hizbussalam.blogspot.com
HUBUNGAN SAMPAH DAN KESEHATAN
MASYARAKAT