Setiap jamaah yang berangkat umroh atau haji khusus Call/Wa. 08111-34-1212 pasti menginginkan perjalanan ibadah haji plus atau umrohnya bisa terlaksana dengan lancar, nyaman dan aman sehingga menjadi mabrur. Demi mewujudkan kami sangat memahami keinginan para jamaah sehingga merancang program haji onh plus dan umroh dengan tepat. Jika anda ingin melaksanakan Umrah dan Haji dengan tidak dihantui rasa was-was dan serta ketidakpastian, maka Alhijaz Indowisata Travel adalah solusi sebagai biro perjalanan anda yang terbaik dan terpercaya.?agenda umroh 12 hari
Biro Perjalanan Haji dan Umrah yang memfokuskan diri sebagai biro perjalanan yang bisa menjadi sahabat perjalanan ibadah Anda, yang sudah sangat berpengalaman dan dipercaya sejak tahun 2010, mengantarkan tamu Allah minimal 5 kali dalam sebulan ke tanah suci tanpa ada permasalahan. Paket yang tersedia sangat beragam mulai paket umroh 9 hari, 12 hari, umroh wisata muslim turki, dubai, aqso. Biaya umroh murah yang sudah menggunakan rupiah sehingga jamaah tidak perlu repot dengan nilai tukar kurs asing. promo paket umroh Bandung
PAGI INI TELAH BANYAK TERJADI KECELAKAN
saco-indonesia.com, Sejumlah kecelakaan telah mewarnai hari terakhir tahun 2013 pagi ini. Penyebabnya, jalanan licin akibat hujan yang telah mengguyur kawasan Jakarta dan sekitarnya sejak tadi malam.
Seperti yang telah dilansir TMC Polda Metro Jaya, Selasa (31/12), beberapa kecelakaan telah terjadi di jalan tol. Ada juga pohon tumbang di KM 23 Tol Karawaci (arah Karang Tengah), yang menutup 1 lajur jalan.
Bus terperosok selokan telah terjadi di pertigaan Jombang Ciputat yang juga mengakibatkan arus lalu lintas tersendat.
Sementara di KM 16 Tomang arah Pluit, arus lalin tersendat akibat kecelakaan beruntun yang telah melibatkan taksi dan sejumlah mobil pribadi. Di Tol JORR, Suzuki Escudo B 2716 AJ telah menabrak pembatas jalan di KM 47 Tol JORR dari Bintara arah Jatiasih.
Sementara kecelakaan Truk N 9207 NQ & Toyota Innova B 2726 IN telah terjadi di KM 20 Tol Ancol arah ke Pluit. Satu lagi, mobil tersangkut separator busway di MT Haryono arah Pancoran depan Gedung Nindya Karya.
Petugas telah meminta pengendara untuk dapat berhati-hati saat mengendarai karena jalanan yang licin. Sehubungan cuaca hujan, jalur contra flow Tol Cawang-Semanggi tidak diberlakukan pagi ini.
"Terampil berkendara dan mematuhi rambu-rambu lalu lintas, berarti telah menghargai keselamatan diri anda sendiri dan orang lain," pesan petugas.
Nepal’s Young Men, Lost to Migration, Then a Quake
Photo
Many bodies prepared for cremation last week in Kathmandu were of young men from Gongabu, a common stopover for Nepali migrant workers headed overseas.Credit Daniel Berehulak for The New York Times
KATHMANDU, Nepal — When the dense pillar of smoke from cremations by the Bagmati River was thinning late last week, the bodies were all coming from Gongabu, a common stopover for Nepali migrant workers headed overseas, and they were all of young men.
Hindu custom dictates that funeral pyres should be lighted by the oldest son of the deceased, but these men were too young to have sons, so they were burned by their brothers or fathers. Sukla Lal, a maize farmer, made a 14-hour journey by bus to retrieve the body of his 19-year-old son, who had been on his way to the Persian Gulf to work as a laborer.
“He wanted to live in the countryside, but he was compelled to leave by poverty,” Mr. Lal said, gazing ahead steadily as his son’s remains smoldered. “He told me, ‘You can live on your land, and I will come up with money, and we will have a happy family.’ ”
Weeks will pass before the authorities can give a complete accounting of who died in the April 25 earthquake, but it is already clear that Nepal cannot afford the losses. The countryside was largely stripped of its healthy young men even before the quake, as they migrated in great waves — 1,500 a day by some estimates — to work as laborers in India, Malaysia or one of the gulf nations, leaving many small communities populated only by elderly parents, women and children. Economists say that at some times of the year, one-quarter of Nepal’s population is working outside the country.