PALEMBANG, Saco-Indonesia.com - Di Kota Palembang, Sumatera Selatan,
pindang ikan patin menjadi kuliner pilihan selain empek-empek dan tekwan. Rasa pedas, asam, dan
manis menyatu bersama ikan pantin yang montok.
Ada beberapa tempat pindang ikan patin
yang terkenal di Palembang, dua di antaranya di Rumah Makan Pindang Musi Rawas, Jalan Angkatan
45 No 18, dan di Rumah Makan Sri Melayu, Jalan Demang Lebar Daun. Masing-masing memiliki
kelebihan, tergantung selera lidah penikmatnya.
Kompas.com sempat makan di
dua tempat tersebut. Pertama di RM Sri Melayu. Tempat ini cukup terkenal bagi pengunjung Kota
Pelambang yang berasal dari luar kota. Tempatnya luas dan nyaman.
Ketika tiba,
pengunjung bisa langsung duduk di meja, atau lesehan. Tidak perlu mengantre sama sekali.
Selanjutnya, pelayan restoran akan langsung melayani pesanan Anda. Jangan sungkan untuk bertanya
menu andalan di rumah makan ini.
Ada lima menu andalan di sini, yakni pindang ikan
patin, pindang tulang (pindang iga sapi), pindang bawung, pindang salai dan pindang udang.
Enaknya, jika sudah terlalu lapar, makanan pesanan cepat tersaji alias tidak pakai lama.
Setelah memesan makanan utama, meja akan dipenuhi dengan makanan yang otomatis langsung
disajikan. Nasi panas dari bakul yang masih asapnya masih mengepul, lalapan yang terdiri dari
terong bulat, kacang panjang, wortel, timun, daun kemangi dan potongan labu.
Selain
itu ada ikan seluang, yang merupakan khas Sungai Musi, yang digoreng kering. Ikan ini seperti
ikan teri yang berukuran besar, hanya saja tidak diolah asin. Ada juga pepes patin goreng, bedug
(bentuknya seperti pemukul bedug) yang terbuat dari campuran daging ikan gabus dan pepaya muda,
sambal hati udang, tempoyak (duren mentah yang difermentasikan dan dicampur cabe merah dibungkus
daun pisang kemudian dipepes), serta sambal.
Tak lama, muncul menu utama yang sudah
dipesan, yakni pindang. Pindang ikan patin yang panas sangat menggugah selera. Warnanya segar,
terdapat potongan cabe, daun kemangi, serta irisan nanas menyatu bersama potongan ikan patin dan
kuahnya yang merah. Rasanya... segar dan pas.
Sementara pindang tulang, hampir mirip
dengan sop iga. Hanya saja, kuahnya kental dan tidak pelit bumbu. Terdapat potongan tomat dan
cabe rawit di dalam kuahnya.
Pindang bawung, yang satu ini sangat jarang dapat
disajikan. Termasuk beruntung jika pengunjung bisa memesannya karena langkanya ikan bawung.
Sementara pindang salai harus menunggu 10 menit untuk penyajiannya. Sebab, ikannya harus diasap
terlebih dulu.
Dilihat dari tempat dan makanannya, jangan dibayangkan makan di tempat
ini mahal. Kisaran harga makanannya antara Rp 15.000 hingga Rp 70.000.
Di lain hari,
jajal juga makan pindang patin di Pindang Musi Rawas. Dengan tempat yang terbatas, sekitar 10
hingga 15 meja, pengunjung harus rela mengantre. Apalagi di saat jam makan siang. Antrean bisa
mencapai belasan.
Setiap yang antre akan mendapat nomor, sehingga tidak ada saling
serobot. Menu andalannya sama dengan di Rumah Makan Sri Melayu, masakan serba pindang. Hanya
saja, rasanya yang berbeda. Namun kembali lagi, semua tergantung selera lidah penikmatnya. Jika
suka bumbu yang ringan, di Musi Rawas tepatnya. Jika suka spicy, Sri Melayu pilihan
yang tepat.
Editor:Liwon Maulana
Sumber:Kompas.com
Wau......., Sedapnya Pindang Patin Palembang