BRISBANE, Saco-Indonesia.com — Pengusaha terkenal Inggris
Sir Richard Branson menyarankan kepada para mahasiswa di Queensland, Australia, untuk tidak
menghabiskan waktu dan dana guna menjadi sarjana ekonomi agar bisa berhasil menjadi
pengusaha.
Wiraswasta hanya perlu tahu penambahan, pengurangan, dan
pengalian. Itu sudah Anda dapatkan ketika berusia 15 tahun. Yang penting selanjutnya adalah
membuat produk yang mau dibeli orang.
-- Sir
Richard Branson
Wiraswasta terkenal ini juga mengatakan, perekonomian Australia akan bermanfaat
bila ada kuota resmi guna memasukkan lebih banyak wanita menjadi dewan direksi perusahaan.
Berbicara sebagai tamu di Sekolah Bisnis Universitas Queensland, Jumat (10/5/2013), Sir
Richard mengatakan perlunya dipikirkan untuk mengalihkan dana yang semula diperuntukkan bagi
para mahasiswa ke dana wiraswasta guna membantu para mahasiswa jurusan ekonomi.
"Kalau kita bicara mengenai pendidikan bisnis, ada debat yang menarik," kata Sir
Richard seperti dilaporkan oleh The Brisbane Times.
Mencapai keberhasilan,
lanjutnya, adalah sesuatu yang susah diajarkan di universitas. "Sebagai seorang wiraswasta,
kita hanya perlu tahu penambahan, pengurangan, dan pengalian. Itu sudah Anda dapatkan ketika
berusia 15 tahun. Yang penting selanjutnya adalah membuat produk yang mau dibeli orang. Anda
bisa menggaji orang lain untuk melakukan penghitungan bisnis untuk Anda," kata Sir Richard
yang memiliki kerajaan bisnis bernama Virgin tersebut.
Menurut laporan koresponden
Kompas di Australia L Sastra Wijaya, seorang pengusaha muda bernama
Mick Spencer yang juga tampil bersama Sir Richard menyetujui pendapat tersebut.
Menurut
pengusaha yang berusia 22 tahun yang mendirikan bisnis On The Go itu, universitas selama ini
hanya mencetak mahasiswa untuk menjadi pekerja, bukan pemilik, dan para mahasiswa yang melakukan
magang di tempatnya sering mengatakan bahwa mereka belajar lebih banyak di tempat kerja
dibandingkan di bangku kuliah.
Ketika berbicara mengenai apa yang bisa dilakukan untuk
meningkatkan budaya bisnis Australia, Sir Richard mengatakan sudah waktunya untuk memperhatikan
dengan serius pasar Asia karena kedekatan geografis.
Saat berbicara mengenai perlunya
peningkatan peran wanita di dunia bisnis, Sir Richard Branson mendorong adanya kuota resmi.
Branson memberi contoh di negara-negara Skandinavia yang memaksa perusahaan untuk menempatkan
lebih banyak wanita di jajaran direksi. Hal tersebut meningkatkan kesejahteraan di dalam bisnis
maupun masyarakat secara keseluruhan.
"Di perusahaan saya sendiri, saya belum
berhasil melakukannya. Saya kira ini sesuatu yang harus dipaksakan lewat hukum," kata
Branson.
Di Australia pada Maret lalu, seorang anggota dewan Bank Sentral Australia
Catherine Tanna mengatakan, kuota jumlah wanita di jajaran direksi adalah ide yang bagus.
"Memang tidak ada wanita muda yang mau diangkat ke satu posisi hanya karena kuota.
Namun, dengan semakin bertambahnya usia, sering terlihat banyak wanita hebat yang tidak
mendapatkan kesempatan sehingga pemaksaan lewat kuota mungkin harus dilakukan," kata
Tanna.
Menurut statistik, 60 persen dari 200 perusahaan terbesar di Australia tidak
memiliki satu wanita pun di jajaran manajemen senior pada tahun 2011. Dari 500 perusahaan,
hanya ada 12 wanita yang menduduki posisi direktur eksekutif.
Editor:Liwon Maulana(galipat
Sumber:Kompas.com
Tak Perlu Jadi Sarjana Ekonomi untuk Sukses