MAU UMROH BERSAMA TRAVEL TERBAIK DI INDONESIA ALHIJAZ INDO WISATA..?

YOOK LANGSUNG WHATSAPP AJA KLIK DISINI 811-1341-212
 

SEJARAH PULAU TIDUNG

By  :  Bro Iman

 

Indonesia terkenal dengan ragam budaya dan wisatanya, tak ketinggalan tempat wisata yang berada di daerah jakarta utara ini, tepatnya di suatu pulau dengan nama pulau tidung.Banyak orang berdatangan untuk berwisata ke pulau indah ini, karena keunikan dan keindahan pulau ini, tempat wisata ini tentunya mempunyai sejarah tersendiri, kenapa harus dinamakan pulau tidung.mari kita simak sejarahnya pulau tidung.


Pada Awalnya Pulau Tidung diambil dari nama tempat yang ada di daerah Kalimantan Timur , tepatnya dari desa malinau yaitu "tana tidung"Kok diberi  nama "tidung" kenapa ? karena yang memberi nama pada waktu itu adalah seorang Raja besar dan terkenal di kalimantan waktu itu, dari suku Tidung.

Pada awalnya indonesia masih di jajah oleh kolonial yang bengis dan kejam, siapa yang tidak ingat penjajahan belanda selama 3,5 abad. Yang mana seorang raja ini awalnya diusir oleh kolonial belanda, karena tidak mau diajak untuk bekerjasama dan menjadi anteknya di kalimantan timur ,Hal ini di dasarkan karena ia  seorang raja sekaligus tokoh pahlawan yang tidak ingin di jajah oleh kolonial belanda pada waktu itu. Nama dari Raja pada waktu itu adalah Raja Pandita alias Kaca alias Sapu.

Dalam perjalannanya di usir dari tana tidung, akhirnya raja pandita meneruskan perjalannanya tak tentu arah dan tujuan, mau kemana, ketemu siapa, diliputi rasa bingung yang tak karuan.Sepanjang perjalanan, akhirnya
dia sampai di jepara, setelah itu ia meneruskan perjalanan nya dengan tekad yang mulia ini, akhirnya sampailah ia di pulau terpencil, di pinggiran jakarta, yang sekarang terkenal dengan nama pulau tidung ini.

Hari berganti hari, terus berlalu, hingga berganti bulan dan tahun, yang mana dengan keberadaan raja pandita di pulau tidung itu tidak ada satu orangpun yang tahu kalau dia adalah seorang raja yang pertamakali datang ke pulau tidung itu adalah seorang raja dari kalimantan Timur.Karena raja pandita pergi dari kalimantan timur, tidak membawa gelar sebagai raja, karena waktu itu tidak di dampingi oleh para prajuritnya.Raja pandita pada waktu itu hanya dikenal dengan sebutan "Kaca".
Sampai meninggalnya pun Kaca hanya dikenal sebagai masyarakat biasa yang tidak beda dengan masyarakat lainnya.


Beberapa puluh Tahun kemudian datanglah sekelompok keluarga Raja Pandita dari Kalimantan Timur dan mencari tahu tentang keberadaan raja pandita.Pulau ini mengapa bernama Pulau Tidung? singkat cerita keluarga Raja Pandita dari Kaltim bertemu dengan keluarga Kaca di Pulau Tidung  ketika keluarga Raja Pandita Bertanya kepada keluarga Kaca dan ternyata menurut kelurga Raja Pandita bahwa Kaca adalah nama kecil Raja Pandita sebelum diangkat dari Raja.
dan akhirnya keduanya mengambil kesimpulan bahwa nama Pulau Tidung di beri nama dari Raja Pandita yang berasal dari tanah tidung Kalimantan Timur.

Itulah sejarah singkat tentang keberadaan pulau tidung yang sekarang banyak di kunjungi oleh wisatawan,
baik dari dalam negeri, maupun luar negeri.

Sejarah yang lainnya tentang pulau pulau di sekitar pulau tidung akan saya ceritakan di www.pulautidungjaya.com

 

sumber : http://pulautidungjaya.com

Wisata Pulau Tidung Dan Sejarahnya

WASHINGTON — During a training course on defending against knife attacks, a young Salt Lake City police officer asked a question: “How close can somebody get to me before I’m justified in using deadly force?”

Dennis Tueller, the instructor in that class more than three decades ago, decided to find out. In the fall of 1982, he performed a rudimentary series of tests and concluded that an armed attacker who bolted toward an officer could clear 21 feet in the time it took most officers to draw, aim and fire their weapon.

The next spring, Mr. Tueller published his findings in SWAT magazine and transformed police training in the United States. The “21-foot rule” became dogma. It has been taught in police academies around the country, accepted by courts and cited by officers to justify countless shootings, including recent episodes involving a homeless woodcarver in Seattle and a schizophrenic woman in San Francisco.

Now, amid the largest national debate over policing since the 1991 beating of Rodney King in Los Angeles, a small but vocal set of law enforcement officials are calling for a rethinking of the 21-foot rule and other axioms that have emphasized how to use force, not how to avoid it. Several big-city police departments are already re-examining when officers should chase people or draw their guns and when they should back away, wait or try to defuse the situation

Police Rethink Long Tradition on Using Force

Artikel lainnya »