MAU UMROH BERSAMA TRAVEL TERBAIK DI INDONESIA ALHIJAZ INDO WISATA..?

YOOK LANGSUNG WHATSAPP AJA KLIK DISINI 811-1341-212
 

Paket Umroh Full di bulan Ramadhan

Saco- Indonesia.com - Perseteruan antara Apple dan Samsung tampaknya akan kembali memanas di pengadilan. Apple diketahui telah meminta pengadilan distrik AS untuk memasukkan smartphone Samsung Galaxy S4 dalam daftar tuntutan.

Apple telah menganalisis Galaxy S4 dan akhirnya memutuskan untuk masuk ke daftar produk yang melanggar hak paten, seperti dikutip dari GSMArena, Jumat (17/5/2013).

Saat ini, dalam daftar tersebut, Apple sudah memiliki 22 nama produk yang dianggap melanggar hak paten mereka. Apabila ingin mendaftarkan produk Galaxy S4 ke daftar "hitam" ini, Apple setidaknya harus "membuang" sebuah produk lain dari kasus tersebut.

Samsung sebenarnya juga memiliki daftar berisikan 22 produk Apple yang dianggap melanggar paten.  

Meski begitu, saat menjelang persidangan nanti, kedua perusahaan tersebut harus mengurangi jumlah produk dalam daftar menjadi masing-masing 10 perangkat. Keduanya juga harus mengurangi jumlah paten yang dituntut menjadi lima perangkat.

Samsung Galaxy S4 sendiri saat ini telah menjadi mesin uang bagi Samsung. Produk ini mendapatkan respon yang sangat positif dari pasaran.

Tidak sampai sebulan, perangkat tersebut sudah laku 6 juta unit. Samsung Galaxy S4 juga telah mencetak rekor perangkat Android high-end dengan waktu penjualan tercepat, yaitu 4 juta perangkat hanya dalam waktu 5 hari.

Berikut daftar produk Samsung yang dituntut oleh Apple.
- Admire
- Captivate Glide
- Conquer 4G
- Dart
- Exhibit II 4G
- Galaxy Nexus
- Galaxy Note
- Galaxy Note 10.1
- Galaxy Note II
- Galaxy Player 4.0
- Galaxy Player 5.0
- Galaxy Rugby Pro
- Galaxy S II
- Galaxy S II Epic 4G Touch
- Galaxy S II Skyrocket
- Galaxy S III
- Galaxy Tab 7.0 Plus
- Galaxy Tab 8.9
- Galaxy Tab 2 10.1
- Illusion
- Stratosphere
- Transform Ultra

Sedangkan produk Apple yang dituntut oleh Samsung adalah:
- iPhone 3G
- iPhone 3GS
- iPhone 4
- iPhone 4S
- iPhone 5
- iPad
- iPad 2
- iPad 3
- iPad 4
- iPad mini
- iPod Touch (5th generation)
- iPod Touch (4th generation)
- iPod Touch (3rd generation)
- MacBook Air
- MacBook Pro
- iMac
- Mac mini
- Mac Pro
- iTunes (including iTunes Match)
- iCloud
- Apple TV (3rd generation)
- Apple TV (1st generation)

Editor: Reza Wahyudi
Apple Akan Gugat Galaxy S4

WASHINGTON — During a training course on defending against knife attacks, a young Salt Lake City police officer asked a question: “How close can somebody get to me before I’m justified in using deadly force?”

Dennis Tueller, the instructor in that class more than three decades ago, decided to find out. In the fall of 1982, he performed a rudimentary series of tests and concluded that an armed attacker who bolted toward an officer could clear 21 feet in the time it took most officers to draw, aim and fire their weapon.

The next spring, Mr. Tueller published his findings in SWAT magazine and transformed police training in the United States. The “21-foot rule” became dogma. It has been taught in police academies around the country, accepted by courts and cited by officers to justify countless shootings, including recent episodes involving a homeless woodcarver in Seattle and a schizophrenic woman in San Francisco.

Now, amid the largest national debate over policing since the 1991 beating of Rodney King in Los Angeles, a small but vocal set of law enforcement officials are calling for a rethinking of the 21-foot rule and other axioms that have emphasized how to use force, not how to avoid it. Several big-city police departments are already re-examining when officers should chase people or draw their guns and when they should back away, wait or try to defuse the situation

Police Rethink Long Tradition on Using Force

Artikel lainnya »