Sedikit latar belakang bagaimana besi beton dibuat
Besi beton diproduksi secara umum terdiri dari 3 jenis: besi beton permukaan polos (round bar), besi beton ulir (deformed bar) dan besi beton kanal u (shape). Bahan baku besi beton adalah billet, yang juga merupakan balok baja berukuran 100 x 100 mm, 110 x 110 mm, 120 x 120mm dengan panjang masing-masing sekitar 170 mm. Bahan baku dari billet sendiri adalah besi-besi tua, skrap, serta bahan penolong seperti kokas, grafit, lime, ferro alloys yang dilebur dengan berbagai metode. Bahan penolong tadi digunakan untuk mendapatkan unsur carbon (C), Si (silicon), Mn (Mangan) yang akan sangat berpengaruh pada qualitas besi beton.
Mutu besi beton yang baik adalah yang telah memiliki kekuatan tarik (standard yield strength / Ys) minimal 24 kg / mm2. Kadar carbon berpengaruh besar kepada sifat mekanik dari besi beton. Kadar carbon yang terlalu besar akan membuat besi beton menjadi lebih getas dan akan meningkatkan kekerasan dan kekuatan tarik tetapi keuletannya cenderung menurun. Kadar unsur silikon berpengaruh terhadap struktur mikro besi beton. Kadar silikon yang rendah mengakibatkan besi menjadi kropos. Kadar unsur mangan berpengaruh besar pada keuletan besi beton. Unsur mangan yang terlalu banyak dapat meningkatkan keuletan tetapi mengurangi kekerasan.
Cara menghitung berat besi beton SNI (Standard Nasional Indonesia)
Polos dengan grade U24 (Standard Yield Strength: 24 kg / mm2)
Ulir dengan grade U40 (Standard Yield Strength: 40 kg / mm2)
Berat (dalam kg) = diameter (mm) * diameter (mm) * panjang (m) * 0.006165
0.006165 merupakan coefisien dalam mencari berat besi beton.
Sebagai contoh besi dengan diameter 10mm dan panjang 12m mempunyai berat
10*10*12*0.006165 = 7.398 kg
Untuk daerah bali dan sekitarnya, besi yang banyak dipasarkan adalah besi dari PT Hanil Jaya Steel - Surabaya. Hal ini dikarenakan biaya transportasi yang lebih murah dan kualitas besi beton yang baik. Besi beton SNI dari pabrik Hanil mempunyai toleransi 0.2mm dengan panjang 12m. Besi beton jenis ini mempunyai marking seperti "HIJ SNI 16mm" untuk ukuran 16mm.
Besi Beton Ulir/Sirip SNI 13mm
Besi Beton Polos SNI 10mm
Contoh diatas adalah besi beton ulir SNI 13mm (S13 = Sirip 13) dan besi beton polos SNI 10mm (P10 = Polos 10)
Selain besi beton jenis SNI, terdapat juga besi beton NON-SNI atau sering kali disebut BANCI. Kekuatan tarikan atau yield strength dari besi beton jenis ini tidak dapat dipastikan. Untuk besi beton dengan marking HJ menurut informasi dari pabrik mempunyai kekuatan U19-20 untuk yang jenis polos dan untuk jenis ulir mempunya kekuatan U25-30. Toleransi untuk besi beton jenis ini biasanya lebih besar sampai 0.3mm dengan panjang 12m dan terdapat marking dengan berbagai tanda salah satunya HJ.
Besi Beton NON SNI Ulir/Sirip 13mm
Besi Beton NON SNI Ulir/Sirip 13mm (Ukuran Sket 12.5mm)
Terdapat lagi jenis besi beton tarikan. Besi beton jenis ini biasanya tidak mempunyai panjang 12m dan tidak terdapat marking atau tanda.
Perhatian!
Terdapat fenomena belakangan ini banyak penjual menjual kawat baja dan bukan besi beton. Besi beton dengan diameter ukuran 6-10mm yang sering kali menjadi korban. Fungsi dari kawat baja sangat berbeda dengan besi beton. Kawat baja berfungsi untuk pengikat dan besi beton berfungsi untuk penyangga. Sehingga kekuatan tarikan kawat baja jauh dibawah kekuatan besi beton. Hanya saja diameter kawat baja ini sama besar dengan besi beton ukuran tertentu. Hal ini sering kali digunakan untuk mendapatkan pasar atau pun mengeruk keuntungan maximal.
Anda dapat mempercayakan supplier besi anda kepada kami. Kami hanya menjual besi dari PT Hanil Jaya Steel - Surabaya dengan marking HIJ untuk besi beton SNI dan marking HJ untuk besi beton NON-SNI.
BELAKANG BAGAIMANA BESI BETON DIBUAT